
Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyetujui uji klinis vaksin COVID-19 BUMN kerja sama Bio Farma dan Baylor College of Medicine. Vaksin ini diharapkan bisa sebagai stok ketersediaan untuk dosis ketiga atau booster masyarakat Indonesia.
“Kami sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian uji klinis dengan hasil yg baik mudah-mudahan dengan jangka waktu yang sudah disepakati, bisa kita segera berikan izin, emergency use of authorization dan menjadi vaksin bermutu, aman, berkhasiat ,” jelas Kepala BPOM Penny K Lukito, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Kenalan Lebih Dekat dengan Sosok Peneliti Vaksin AZ dari RI, Yuk Gabung!
Lebih lanjut, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menekankan prioritas vaksin COVID-19 BUMN juga bakal menyasar kelompok anak. Hal ini dikarenakan belum banyak vaksin yang beredar di Indonesia maupun dunia untuk vaksinasi anak.
Meski begitu, uji klinis fase ketiga baru akan dilakukan pada 4.050 subjek dengan batasan usia 18 hingga 70 tahun. Artinya, masih perlu penelitian lanjut terkait vaksinasi BUMN untuk booster dan usia anak.
“Pertama memang kita melakukan uji klinisnya untuk yang primer dua satu dua tapi karena ini jumlah vaksinasinya sudah cukup besar, kemungkinan besar nanti prioritasnya adalah untuk booster, uji klinis utk booster dan juga untuk anak,” kata dia, dalam kesempatan yang sama.
“Karena memang belum banyak vaksin yang mendapatkan license untuk anak ini, jadi prioritasnya akan seperti itu,” sambung Honesti.
Di sisi lain, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono memastikan pemerintah masih memiliki anggaran untuk pengembangan vaksin COVID-19 dalam negeri. Vaksin BUMN menurutnya bakal difokuskan untuk booster lantaran belum diketahui kapan pandemi COVID-19 usai.
“Karena terus terang anggaran yang disediakan untuk pembelian vaksin dalam negeri masih ada utk 2022, dan ini akan kita serapkan ke vaksin ini sebesar 1,3 triliun, tapi untuk selanjutnya mungkin akan kita evaluasi,” jelas dr Dante.